bagaimana menurutmu terhadap blog ini?

Saturday, October 10, 2020

6 Kesalahan Umum Penggunaan Hashtag Instagram dan Cara Memperbaikinya



       Hashtag tidak diragukan lagi adalah elemen penting dari pemasaran media sosial. Studi menunjukkan bahwa hanya dengan menambahkan satu hashtag tambahan, Anda dapat meningkatkan visibilitas Anda hingga 12,5%. Namun, ini tidak berlaku untuk sembarang tagar, dan tagar dengan volume tinggi tidak selalu berfungsi secara efektif dalam kampanye sosial. Berikut beberapa hal yang harus Anda hindari dalam memilih hashtag: 

 1.      Memilih Hashtags Hanya berdasarkan Popularitas

Ini merupakan hal yang sangat menggoda untuk menggunakan hashtag hanya berdasarkan popularitasnya saja. Alasannya karena individu berpikir bahwa jika muncul di hashtag populer, lebih banyak pengguna akan menemukan postingan tersebut. Sayangnya, orang sering lupa bahwa tagar populer digunakan di banyak postingan sehingga sangat sulit untuk membuka halaman pertama setelah mengklik tagar tersebut.

Tidak ada aturan ataupun tagar yang perlu digunakan. Sebagai merek, Anda harus dapat melacak keterlibatan Anda karena itu memperkuat peluang Anda untuk muncul di bagian atas halaman hashtag. Kami sangat menyarankan memulai dengan hashtag yang memiliki jangkauan kecil-menengah, tetapi relevansi maksimum dengan topik atau audiens yang Anda tuju.

 2.      Tidak Mengetahui Isi Hashtag

Tagar khusus sering kali digunakan oleh sekelompok orang tertentu. Inilah mengapa penting untuk melihat dan mempelajari apa yang ada di sebagian besar postingan yang menggunakan hashtag itu. Misalnya, jika Anda melihat lebih banyak meme di hasil pencarian hashtag, sebaiknya jangan mencoba mempromosikan merek Anda di sana.

Alasannya sederhana, karena konten yang ditampilkan di hasil pencarian hashtag menunjukkan jenis konten apa yang dicari orang ketika mencari atau mengikuti hashtag tersebut. Jika postingan Anda tidak selaras dengan postingan lainnya, sepertinya tidak akan berfungsi dengan baik.

 3.      Hanya Menggunakan Hashtag Internasional

Tagar internasional biasanya lebih populer, dan karena cenderung mengikuti gelombang tren yang melampaui batas geografis, Anda pasti tergoda untuk ikut serta. Namun, mayoritas bisnis di Instagram adalah bisnis lokal yang melayani pasar lokal, di mana penjualan didorong oleh pengguna lokal karena lebih mudah bagi mereka untuk membeli dalam mata uang lokal dengan opsi pengiriman lokal. Jadi, ingatlah apakah Anda adalah bisnis yang menargetkan audiens lokal atau internasional, dan jangan hanya bergabung dengan tren hashtag internasional hanya karena mereka sedang tren - terkadang tagar lokal dapat membuat Anda mendapatkan eksposur dan keterlibatan yang lebih baik di antara target pasar Anda.

 4.      Tidak Menggunakan Kata-Kata Sehari-hari

Tempatkan diri Anda pada posisi pengguna target Anda dan bayangkan mencari produk atau layanan Anda di bilah pencarian Instagram. Pengguna cenderung menggunakan kombinasi kata yang sederhana dan pendek karena mayoritas pengguna Instagram menggunakan smartphone untuk menjelajahi aplikasi. Kecil kemungkinan mereka akan menggunakan jargon khusus industri atau frasa panjang yang tidak nyaman.

Pikirkan tentang kata mana yang lebih populer digunakan oleh pengguna pasar sasaran Anda. Apakah mereka menggunakan singkatan? Misalnya, apakah lebih umum mengetik "Singapura" atau "SG"? "Bekas" atau "Bekas"? Jalankan beberapa tes menggunakan aplikasi Instagram dan analisis hashtag Instagram untuk menyempurnakan pilihan hashtag Anda berdasarkan jangkauan konten, jenis, dan keterlibatan.

 5.      Menggunakan Hashtag yang Kedaluwarsa

Sama seperti setiap strategi media sosial lainnya, tagar tidak dibebaskan dari perubahan dan evolusi yang konstan. Sebagian besar tagar hanya populer dalam waktu singkat sebelum pengguna kehilangan minat atau persaingan memenuhi pasar. Pastikan untuk menggunakan hashtag yang sedang tren untuk meningkatkan kemampuan Anda untuk ditemukan.

 6.      Menyalin Hashtag dari Profil Instagram Lainnya

Hashtag yang digunakan oleh pesaing Anda dapat menjadi sumber inspirasi yang baik, tetapi tidak selalu berarti Anda harus menyalin hashtag mereka. Pertama-tama, tagar yang berfungsi untuk profil Instagram lain mungkin belum tentu berfungsi dengan baik untuk Anda. Jadi sebaiknya Anda tidak melakukannya secara membabi buta tanpa penelitian sebelumnya. Kedua, menyalin semua hashtag dari pesaing berarti Anda akan bersaing langsung dengan penggerak pertama tanpa sudut pandang yang unik. Ini bukanlah langkah yang sangat strategis karena, di dunia media sosial yang penuh konten, Anda harus selalu mencoba menemukan pendekatan yang berbeda untuk mengukir audiens. Cara yang baik untuk memulai adalah dengan menggabungkan penelitian hashtag berbasis data bersama dengan strategi konten kreatif untuk merancang kampanye yang akan menarik perhatian dan menghentikan jempol.


Sunday, February 9, 2020

Resiko Jadi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling.

Resiko Jadi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling.




Mengambil jurusan Bimbingan dan Konseling sebenarnya bukanlah pilihanku dari awal, aku memutuskan untuk mengambil jurusan Bimbingan dan Konseling hanya karena keinginan Ibuku pada waktu itu, meskipun terasa berat tetapi baru-baru ini hatiku sedikit mulai sedikit mencoba untuk menerima apa yang telah aku jalani selama ini menjadi  mahasiswa Bimbingan dan Konseling.

Saya ingin menceritakan cerita ini, yaitu dimana banyak  orang-orang disekelilingku yang beranggapan bahwa menjadi mahasiswa yang berasal dari jurusan Bimbingan dan Konseling itu berarti aku harus mampu menyelesaikan, mengentaskan, mengatasi masalahku sendiri. Sehingga sebuah tangisan, amarah, ketegangan, emosi negatif yang keluar dari diriku itu haram hukumnya, karena mereka berpikir aku mahasiswa Bimbingan dan Konseling, sehingga seharusnya aku harus mampu mengontrol dan mengendalikan emosi negatif yang keluar dari diriku ini.

Padahal, sejatinya menangis, sedih, kecewa, galau, bingung, adalah fitrah manusia. Manusia dibebaskan untuk mengeluarkan apa yang terasa dihati, bukan karena mentang-mentang karena aku mahasiswa BK hatiku harus kuat seperti karang di lautan, atau aku tidak boleh menangis, tidak boleh mencurahkan apa yang aku rasakan. Oleh karena hal itulah banyak teman-temanku  dari jurusan BK berkata “aku bisa membantu memecahkan masalah temanku, tapi aku tidak bisa menolong diriku sendiri” miris bukan?

Oleh karena itulah, bagi anda yang memiliki teman yang berjurusan Bimbingan dan Konseling stop untuk selalu bilang “Tapi kamu anak BK, masa masalah seperti ini aja kamu sedih”, “Jangan menangis, kamu kan anak BK, masa masalah gini aja nangis”, “Tapi kamu anak BK, masa hal ini saja kamu tidak bisa mengatasinya”, “Terserah kamu, kamu kan anak BK”. Stop untuk seolah-olah mahasiswa dari jurusan BK mampu mengatasi sendiri masalahnya seolah-olah anak BK adalah orang yang pakar dalam mengetaskan masalahnya sendrian.

Memandang mahasiswa BK adalah pakar dari masalah dan akhirnya tidak perduli dengan masalah yang sedang dihadapinya adalah suatu keegoisan. Ketika seseorang meminta bantuan atau solusi kepada mahasiswa BK, tetapi mengapa anak BK tidak boleh meminta solusi kepada yang lain? dan dibiarkan sendirian karena yang lain beranggapan bahwa anak BK mampu mengentaskan masalahnya sendiri, kehidupan macam apa ini. Ini ibaratnya seperti dokter yang sakit dan tidak ada orang lain yang mau merawatnya, karena orang disekelilingnya bilang “Kamu kan dokter, kamu pasti bisa mengobati dirimu sendiri”.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Menjalani kehidupan yang awalnya tidak aku impikan, lalu aku harus dibiarkan sendiri bertanggung jawab atas pilihan oranglain, tentu saja bukanlah suatu hal yang menyenangkan. Oleh karena itu, menjadi mahasiswa BK ditambah lagi tuntutan lain yang sifatnya sosial cukup menguras otak dan hati.

Meskipun BK bukan impian bagiku, banyak sekali hal yang bisa aku ambil dari jurusan ini, seperti bagaimana aku mengontrol emosiku, menjadi dewasa dengan cara yang elegan, mengerti perasaan oranglain, dan menghormati diriku sendiri sebagai manusia yang juga harus dimuliakan.
Cerita ini hanya untuk menceritakan jangan mengangap perasaan seseorang itu remeh, sehingga kita juga meremehkan dia, padahal dia juga butuh pertolongan, setidaknya butuh untuk didengar.


Salam.