bagaimana menurutmu terhadap blog ini?

Tuesday, October 27, 2015

Ketika Malam Tak Lagi Gelap (edisi puisi)



Ketika Malam Tak Lagi Gelap
                                                                     
                                                                                                            by: Dian Montanesa

Ketika malam tak lagi gelap..
Ku melihat wajah keraguan..
Ketika malam tak lagi kelam..
Kumelihat wajah abu-abu bertebaran di udara..
Ketika malam tak lagi gelap
Ku hanya terdiam melihat kehampaan..
Ketika malam tak lagi kelam
Ku hanya diam membisu berbisik angin..

Malam ku dahulu dihiasi bintang
Malam ku dulu dilapisi awan hitam
Malam ku dulu bersih tak berdebu..
Kini? Malamku bertebaran debu putih..
Yang ntah sampai kapan kan berakhir..

Coba kau lihat malam ini, dibawah sorotan lampu jalan..
Apa yang kau lihat?
Partikel?
Ya partikel tersebut masih gentayangan di udara yang kita hidup..

Salah siapa?
Salah manusia!!
Salah siapa??
Salah manusia!!
Lantas apa??
Cepatlah bertobat!!
Lalu?
Agar kau tak menyesal di dalam tanah!!

Ini bukan lagi asap sembarang asap..
Ini bukan lagi kabut sembarang kabut..
Tetapi ini azab bagi manusia yang ragu kepada-Nya
Mohon maaf kepada-Nya, adalah satu-satunya cara..

Saturday, October 3, 2015

Hutanku Bukan Hutanmu (edisi puisi)



Hutanku, Bukan Hutanmu

By: Dian Montanesa 


Api dimana-mana
Panas membara
Manusia lupa
Bahwa ia seharusnya menjaga

Api dimana-mana
Kabut membutakan mata
Kabut menghalangi sinarnya
Menghalangi sinarnya menyinari bumi

Api dimana-mana
Tak ada yang sadar, bahwa kematian mengintai
Api dimana-mana
Di Sumatera, di Kalimanta, Sulawesi, di Jawa, hanya Irian yang tak tersentuh

Merah dimana-mana
Tanda api tak kunjung padam

Merah dimana-mana
Masyarakat mulai marah
Tapi apa daya hutan telah menjadi abu
Abu nan mematikan

Katanya ini negeri paru-paru dunia
Lantas mengapa dibakar?
Katanya ini negeri memiliki hutan yang dijaga
Lantas mengapa dibakar?
Apakah untuk kepentingan sebelah pihak?
Lalu mana kuasamu? Wahai Sang pemimpin?

Hutanmu bukan hutanmu,
Hutan ini milik bumi,
Hutanku bukan hutanku,
Hutan ini milik pencipta
Hutanmu dan  hutanku seharusnya dijaga
Bukan diberi warna merah
Yang artinya terbakar “selamanya”.

Kuingatkan sekali lagi, hutanmu bukan milikmu,