bagaimana menurutmu terhadap blog ini?

Tuesday, August 15, 2017

Agar Engkau Mudah dikenali (1)



Agar Engkau Mudah dikenali (1)

Bisa menignjakkan kaki di tanah nan jauh diluar sana merupakan keinginanku dari kecil, dari kecil aku terbiasa mendengar cerita tentang negera negara lain yang katanya indah, bahasanya berbeda dengan Indonesia, budayanya berbeda, makanannya apalagi. Aku ingin merasakan pengalaman itu semua. Aku ingin menjadi minoritas, sehingga aku bisa belajar banyak hal. Beberapa bulan yang lalu aku syukuri aku diberi rezeki untuk pergi ke negeri yang dianjurkan untuk menuntut ilmu hingga kesana, yaitu China. 

Indonesia adalah zona nyamanku, terutama Padang. Karena di sini perempuan pada umumnya menggunakan jilbab, bahkan sekolah negeri di Kota Padang mulai dari SD hingga SMA mewajibkan siswinya menggunakan jilbab, so? this is my confort zone, tidak akan ada yang mencoba menarik jilbabku, melemparku dengan telur, menanyakan mengapa aku menggunakannya seperti cerita-cerita yang aku dengar dari senior yang belajar di negara yang phobia Islam. Tetapi di China tidak, masyarakatnya menerima dengan baik.

Ketika aku di zona nyamanku, aku merasa sama dengan yang lain, menggunakan jilbab karena kewajiban, karena kewajiban menggunakan jilbab sama dengan kewajiban sholat bagi perempuan.
Tetapi, ketika aku ke China, aku merasakan hal yang lain. Salah satu fungsi dari jilbab adalah “agar engkau mudah dikenali” ketika di Indonesia aku tidak mengerti maksudnya apa? tentu nama yang diberikan orang tua dari kecil juga bisa membuat orang mudah mengenali kita, media sosial juga untuk mempermudah orang mengetahui profile akan diri kita. Ketika aku pergi ke China baru aku mendapatkan makna dari kata-kata ini.




Ketika aku mengunjungi Forbidden City bersama dengan 2 orang temanku, yaitu  kak Jully dan Arif, kak Jully tentunya menggunakan jilbab sama denganku, ketika kami berkeliling tempat ini tiba-tiba mataku langsung tersorot kepada 3 orang wanita, 1 orang wanita menggunakan jilbab lengkap, 1 anak kecil, dan 1 lagi tidak. Aku rasa mereka muslim, wajahnya seperti campuran Eropa dan Arab, seperti film film Turki yang aku tonton, aku pikir mereka berasal dari Turki. Malu malu aku coba tersenyum pada mereka, mereka balas senyumanku, ingin ku ucapkan salam tapi nyaliku tidak berani, akhirnya kami saling menghampiri dan aku tanya “darimana?” mereka jawab “Irak”. Wow Irak Negara yang sering terjadi perang, ini pertama kali aku bertemu dengan muslim asal Irak, aku sadari wajah mereka begitu cantik, tetapi sangat disayangkan negerinya nan elok pula tetapi berbalut luka karena perang. Lalu aku minta untuk photo bersama, aku minta Arif untuk mengambil photo. Secara bersamaan tiba-tiba seorang pria tinggi berwajah Arab juga langsung mengambil photo kami, aku rasa pria tersebut adalah salah satu suami dari wanita ini. 

Di China aku merasa sangat senang apabila bertemu dengan wanita yang berjilbab, aku merasa menemukan saudaraku, ya itulah salah satu fungsi dari jilbab “agar engkau mudah dikenali”. Ini bukan pengalaman pertama aku bertemu dengan saudara muslim di negara minoritas. 

Selanjutnya, Di China juga aku sering dihampiri oleh pria China yang muslim, ketika aku sedang berjalan tiba-tiba ada pria yang menghampiriku dan mengucapkan “assalamualikum wr,wb, I am muslim”. 

Bahkan di Wuhan University, mereka menyediakan restauran khusus muslim didalam kampusnya, khusus halal food, ketika aku membeli beberapa makanan untuk berbuka puasa lalu keluar dari restauran ada seorang pria yang menghampiriku dan berkata kepadaku “masakan muslim sangat enak, aku menyukainya” orang tersebut berkata seperti itu kepadaku karena mereka tahu aku muslim, ya tentu tahu dari jilbabku. 

Dulu aku pernah berpikir, enak ya jadi pria apabila pergi keluar negeri mereka tidak akan dihakimi karena meskipun mereka muslim, mereka tidak terlalu kelihatan identias muslimnya, sehingga mereka aman dan akan mudah diterima di masyarakat yang phobia muslim. Tetapi, karena beberapa pengalaman yang aku temui sebelumnya malah aku bersyukur aku bisa menunjukkan identitas diriku. Sama dengan bangsa, agama juga harus dibawa-bawa, karena itu indentitas dan kebanggan.

Sebernarnya muslim di China banyak, tetapi mereka menetap disuatu tempat saja secara bersama. Benar film Bulan Terbelah di Amerika, China memiliki ceritanya sendiri dengan Islam, huaaa so blessed J