bagaimana menurutmu terhadap blog ini?

Friday, December 15, 2017

Sekolah Untuk Apa? Untuk Apa Sekolah?

Sekolah Untuk Apa? Untuk Apa Sekolah?

Benarkah itu sekolah namanya? Apabila sepulang dari sekolah anak mampu berkata-kata kotor dan kasar? Benarkah itu namanya sekolah ketika para guru memukul muridnya seperti maling? Benarkah itu sekolah namanya apabila yang dikategorikan anak pintar apabila juara 1 di kelas ? dan melupakan nilai-nila tata krama? Apakah itu sekolah namanya ketika anak hobinya saling pukul dan tidak mau tolong menolong? Benarkah itu sekolah apabila yang terpenting nilai di lapor saja dan melupakan tata krama? Apakah benar itu sekolah namanya apabila bully adalah hobi siswa? Apakah itu sekolah namanya apabila anak yang lulus UN dengan nilai sempurna lebih dipuji tapi hasilnya dari menyontek dibanding anak yang hasil nilai UN nya hanya 70 tapi dari hasil kejujuran?

Mengapa saya tanyakan hal ini? Karena coba di check kembali, selama 12 tahun sekolah mulai dari SD, SMP, SMA, kegiatan membuang sampah pada tempatnya saja anak tidak mampu , hal yang dianggap sepele tapi sangat besar dampaknya, mungkin orang berpikir, ah kan Cuma satu sampah yang saya buang, dan lihatlah perkara sepele kini telah menjadi perkara besar, banjir di mana-mana karena banjir, so, kemampuan membuang sampah pada tempatnya apakah masih menjadi hal yang sepele? Dan apa gunanya bersekolah apabila membuang sampah saja anak tidak mampu? 

Menurut agama islam, sekolah utama dan pertama bagi anak adalah ibu. Ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya. Sekolah berasal dari bahasa Yunani yang artinya kegiatan yang mengisi waktu luang. Ketika kedua orangtua mampu mendidik anaknya dengan baik, maka tak masalah apabila anak didik oleh orangtua (homescholling), maka sekolah sebenarnya dibutuhkan bagi orangtua yang tidak mampu mendidik anaknya, dan mempercayai di sekolah anaknya akan menjadi lebih baik. Tetapi sistem saat ini membutuhkan ijazah untuk bekerja, sehingga sekolah ditempat yang formal menjadi kewajiban.

Banyak orangtua yang mengeluh karena anak-anak yang katanya kids zaman now tidak lagi bermoral, mereka tidak ada sopan santun lagi seperti yang dulu, dalam berucap tidak membagi mana kata yang tepat dipakai untuk orang dewasa, sama besar, atau yang lebih kecil.

Saya ingin berbagi pengalaman, saat ini saya magang menjadi fasilitator di Sekolahalam Minangkabau, disini saya menemukan keajaiban-keajaiban, disini saya menemukan anak-anak yang masih polos dan sesuai dengan usia mereka dalam bersikap, saya masih merasakan adab ketimuran yang dijunjung tinggi orang Indonesia, saya masih merasakan nilai-nilai yang ada di buku PKN yang saya pelajari ketika SD dulu dilakukan disini, mari kita bahas:

Ini adalah beberapa point yang paling mencolok yang membuat saya takjub dan optimis bahwa generasi bangsa yang baik bisa dihasilkan melalui sistem sekolah yang seperti ini:

1.    Mengucapkan “Assalamualaikum, Boleh Saya Masuk?”
Ini hal yang paling menakjubkan bagi saya ketika berada di Sekolahalam Minangkabau, setiap anak yang ingin masuk kelas yang bukan kelasnya harus berkata seperti itu didepan pintu sebelum masuk kelas, apabila jawaban yang diterima  “Waalaikum Salam Wr, Wb, tidak boleh masuk”. Maka anak-anak tidak akan masuk karena mereka tidak mendapatkan izin dari si pemilik kelas, hal ini sangat baik diterapkan di sekolah manapun, karena selain sopan juga menekan drastis pencurian atau kehilangan uang di kelas.

2.      Mengantre Membeli Makanan di Kantin Sekolahalam Minangkabau Meski Hanya Membeli Bakwan.
Di Sekolahalam Minangkabau Siapa saja yang ingin membeli makanan meski pun hanya bakwan 1 potong, kerupuk mie sepetak, tetap harus antre, bisa saya bayangkan banyak anak-anak yang kalau berbeanja di kedai sekolah lainnya biasa bersikap seperti ini
“ibu..ibu..awak bali bakwan ciek iko pitihnyo, balik ampek ribu lai” tidak mampu antre, berteriak-teriak, mendesak-desak, mendorong-dorong. Tapi di Sekoahalam Minangkabu aku menemukan sisi lain, di mana antre merupakan kebiasaan yang mereka terapkan.

3.      Membuang Sampah Pada Tempatnya
Di Sekolahalam Minangkabau tidak ada sampah plastik yang berserakan di kawasan Sekolah, palingan sampah daun yang gugur, anak-anak tahu harus buang sampah kemana, bahkan anak berkebutuhan khusus (ABK) saja mengeri dan bisa melakukan. Nah kita yang Alhamdulillah normal masa tidak paham juga membuang samaph pada tempatnya.

4.      Jujur
Saya ingat pada suatu hari hari di Sekolahalam Minagkabau saya ditegur oleh siswa saya karena saya mengobrol ketika Adzan Dzuhur, sebenarnya tidak ada niat untuk mengobrol, tetapi da siswa dismping saya yang mengajak saya bercerita, lalu saya layani karena tidak enak bagi saya tidak melayani sisa yang ingin mengobrol dengan saya, pada saat itu siswa yang mengontrol keamanan ketika adzan menegur saya dihadapan siswa yang lain, sebelum dia menegur saya da bertanya “tadi siapa yang berbicara ketika adzan angkat tangan, lebih  baik jujur sekrang,  dri pada kelak allah balas di akhirat” langsung tanpa ragu beberapa anak mengangkat tangannya tanpa ragu.

5.      Ringan mengucapkan (Maaf, Tolong, Berterimakasih)
Pada suatu hari, ada seorang anak laki-laki yang sedang  bermain sepak bola, lalu tidak sengaja melempar bola ke wajah adik kelas-nya, seketika laki-laki yang menendang bola mengejar adik itu dan langsung meminta maaf. 

6.      Hormat kepada guru, membuka kan pintu pagar
Pada suatu hari saya pergi sekolah menggunakan motor, pada hari itu gerbang sekolah baru terbuka sedikit, motor belum bisa masuk, ketika saya sampai di depan gerbang sekolah ada seorang anak sedang berdiri di samping gerbang, ketika saya ingin turun dari motor dan membuka gerbang, anak itu langsung dengan inisiatif nya mendorong pagar besi yang menurut saya sangat berat, lalu saya masuk ke Sekolah dan mengucapkan terima kasih ketika saya telah memikirkan motor. Ketika saya akan menutup gerbang kembali, anak itu langsung menutup gerbang dengan inisiatif nya sendiri.

7.      Tidak Berkata-Kata Kasar
Di Sekolahalam Minangkabau tepatnya Di SD kelas 4, ada aturan siapa yang berkata-kata kasar maka akan dibuat kumis di wajahnya, dan yang mengontrol ini adalah semua penghuni kelas, tidak hanya guru (fasilitator) saja, aabila seorang teman mendengar salah satu temannya berkata-kata kasar maka anak tersebut akan melapor ke fasilitator kelas dan akan mengambil tindakan tersebut.

8.      Tidak menonton sinetron
Anak-anak di usia SD sangat mudah meniru apa yang ada disekitarnya, sehingga Di Sekolahalam Minangkabau anak-anak dilarang menonton sinetron.

9.      Sholat tanpa diperintah
Setiap pagi di Sekolahalam Minangkabau anak-anak setelah senam atau gotong-royong selalu sholat duha, kebetulan pada hari itu tidak ada perintah dari fasilitator kelas yang mengatakan anak-anak saatnya sholat duha,  pada hari itu semua kegiatan berjalan seperti biasanya, hingga jak 9.00 pun  menjelang, tetap tidak ada perintah, lalu salah satu anak inisiatif berkata “ibu, aku berwudhu dulu ya, aku belum sholat duha. Tanpa diperintah mereka sadar sendiri.

10.  Barter makanan
Untuk beberapa kasus, jangankan di sekolah umum, di kampus misalnya, saya sering melihat ada orang yang mencomot langsung makanan temannya tanpa permisi, tidak 1/8 atau ¼ dia ambil makanan temannya ada yang sampai ½ atau hampir ¾. Di eskolah alam aku melihat anaknya sopan santun “budi, boleh aku minta makananmu sedikit? Atau kita tukaran yuk, aku punya roti, (sambil menyodorkan makanannya). Tidak ada cerita makanan  kita tiba-tiba diambil orang tanpa permisi,  terkadang anak tidak menerima barter makanan dari temannya.

11.  Gotong royong bersama
Di beberapa negara, sudah menerapkan, bahwa kebersihan sekolah adalah tanggung jawab bersama, maka yang akan membersihkan sekolah memanglah para siswa, guru, dll. Inilah yag dikerjakan di Sekolahalam Minangkabau, selalu bergotong royong membersihakan kelas, tidak ada saling menyalahkan hari ini piketnya siapa piketnya siapa, tapi menjadi tanggung jawab semua anggota kelas setiap harinya.

12.  Tidak mengejek atau mengisolir teman
Di Sekolahalam Minangkabau biasanya ada anak yang berkebutuhan khusus di dalam kelas, saya melihat anak-anak tidak pernah mengisolir temannya yang ABK atau menghina, malah mereka saling menyemangati satu sama lain.

13.  Jiwa kepemimpinan
Setiap sekali seminggu anak SD Sekolahalam Minangkabau melakukan outbond di sekolah, dan yang akan menjadi leader dan mengatur teman-temannya outbond adalah anak SD itu sendri, sehingga mereka mampu mengontrol teman-temannya, dan jujur saja hal tersebut merupakan hal yang sangat berharga untuk anak, anak berani untuk berbicara di depan umum, mampu mengontrol teman sebaya, mampu menegur yang lebih dewasa apabila mereka tetap salah.

14.  Berpikir kritis
Biasanya, Apa yang akan terjadi apabila anak SD ditanya, “siapa yang mau menjawab soal nomor 4?” oleh gurunya, biasanya anak Diam seribu bahasa, tak ada yang berani untuk bertanya, tapi jangan remehkan, di Sekolahalam Minangkabau anak-anak akan berebutan untuk bertanya kepada gurunya apabila ada yang tidak mereka mengerti. 

15.  Minum dan makan selalu duduk
Jangan salahkan anak apabila anak makan sambil berdiri atau minum sambil berdiri, ketika guru di sekolah, orangtua di rumah dan teman anak-anak pun minum sambil berdiri, dan tidak ada seorang pun yang menegur bahwa makan dan minum berdiri adalah hal yang salah, dan itulah yang terjadi di sistem pendidikan kita, guru akan menegur anak apabila mereka menjawab 1+1=7, dan tidak menegur anak apabila minum sambil berdiri dan makan sambil berdiri, akhinya hal tersebut dianggap hal yang benar, dan semua orang bersikap seperti itu. Di Sekolahalam Minangkabu mendidik anak untuk makan dan minum sambil duduk merupakan hal yang jelas terlihat, guru (fasilitator) serta murid makan dan minum sambil duduk, ini pun juga ajaran Islam.

16.  Guru (fasilitator) berada di poskonya masing-masing.
Menurut saya, salah satu penyebab terjadinya bulying di sekolah karena guru berkumpul di ruang majelis guru ketika jam istirahat, sehingga tidak ada yang memantau apa yang dilakukan siswa di dalam kelas, apakah siswa sedang membuly temannya, sedang berkelahi di kelas, dll. Sebab lainnya adalah guru datang ke sekolah ketika jam mengajar saja, seharusnya guru itu stand by di sekolah dari pagi hingga petang, karena tugasnya itu mengajar dan juga mendidik, bukan hanya mengajar saja. Di Sekolahalam Minangkabau, guru (fasilitator) stand by di kelas hingga jam pelajaran selesai, jam istirahat pun tetap di kelas, makan bersama di kelas, karena guru (fasilitator) terus memperhatikan sikap anak, apabila ada yang tidak patut untuk dilakukan atau tidak sopan langsung dinasehati dan ditegur dengan cara yang baik, agar anak menjadi orang yang pintar dan berakhlak mulia.

Demikian tulisan saya, saya menulis tulisan ini bukan bermaksud untuk promosi Sekolahalam Minangkabau atau apapun itu, saya hanya ingin menceriakan hal-hal ajaib yang saya temukan ditengah-tengahnya kurangnya kepercayaan masyarakat dengan sistem pendidikan Indonesia saat ini. Terimakasih
Wassalam.

“KURANG CERDAS DAPAT DIPERBAIKI DENGAN BELAJAR. KURANG CAKAP DAPAT DIHILANGKAN DENGAN PENGALAMAN. NAMUN TIDAK JUJUR ITU SULIT DIPERBAIKI”

“SAYA TIDAK CEMAS APABILA ANAK SAYA TIDAK CAKAP DALAM MENAMBAH DAN MENGURANGKAN, YANG SAYA CEMASKAN ADALAH APABILA MEREKA TIDAK BISA ANTRI”

“JANGAN HIDUP SEPERTI LILIN, AGAR DISEKITARNYA TERANG, LILIN RELA MEMBAKAR DIRINYA SENDIRI, BANYAK ORANGTUA YANG MAMPU BEKERJA DENGAN HEBAT DILUAR RUMAH, MENOLONG BANYAK KARYAWANNYA, TAPI ANAKNYA DIRUMAH TERLANTAR, JANGAN SEPERTI ITU. KARENA UNTUK MEMPERBAIKI GENERASI BANGSA YANG KATANYA SUDAH RUSAK BUKAN HANYA TUGAS IBU DIRUMAH, TUGAS AYAH, TETAPI SEMUANYA BERPERAN, MULAI DARI RUMAH, MASYARAAT, HINGGA SEKOLAH” 

Maaf apabila ada tulisan yang salah, saya masih proses belajar, oiya ini dia murid-murid di Sekolahalam Minangkabau 


Outing ke Teluk Bayur melihat kapal Bima Suci

Di atas kapal Bim Suci

Outing bersama SL (Sekolah Lanjutan) ke Klenteng Pondok China



Outing ke Mesjid Ganting, Mesjid tertua di Padang

Pesan:
Jadi pesan bagi orangtua hati-hati dalam memilih tempat untuk belajar anak, jangan malah menjadikan anak menjadi pribadi yang salah ketika pergi ke Sekolah. Pilihlah sekolah yang membuat anak menjadi manusia yang baik IQ, EQ dan SQ.
 

Friday, November 24, 2017

Para Penembus Garis Batas

Para Penembus Garis Batas

Para Penembus Garis Batas.
Para penembus garis batas tak memperhatikan merek jam tangan apa yang kamu pakai.
Para penmbus garis batas tak menilai merek baju apa atau tas apa yang kamu pakai
Para penembus garis batas tak menghitung berapa gajimu per bulan.
Para penembus garis batas tak mempermasalahkan apa pekerjaan orangtuamu
Para penembus garis batas hanya menilai bagaimana cara engkau menghargai orang lain.

Mengapa dunia kita dikotak-kotakkan?
Kenapa harus ada sebuah batasan?
Kenapa setiap wilayah dibatasi?
Tidak bisakah manusia saling membaur saja?

Mendobrak batas-batas tersebut?
Menerjang batas batas tersebut?
Menembus batas-batas tersebut?

Mengapa kita hidup berkoloni sesuai dengan kemiripan dan kesamaan saja?
Mengapa kita hidup terkotak-kotakkan?
Tidak bisakah kita memiliki teman yang beragam?
 Cobalah lihat di zona nyamanmu, engkau lihat ke arah kiri, lihat ke arah kanan, lihat kedepan, 

kulihat di belakang, oh wanita itu sama denganku, dari semua aspek, berjilbab, kulitnya cokelat, tingginya setara, agamanya sama, budayanya, bahasanya sama, oh zona nyaman begitu membosankan,

Kini ku coba dobrak batas batas tersebut, ku lintasi beratus-ratus kilometer untuk mendobrak “garis batas” kini kulihat kanan, kiri, depan, belakang, oh semua temanku tidak lagi mirip denganku, kulihat kedepan oh rambutnya pirang, kulihat kesamping oh kulitnya putih langsat, kuliha kita bergam, kita berbeda, kita bahagia, kita saling belajar, dan yang terpenting kita manusia.
Manusia tidak harus dikotak-kotakkan sesuai kemiripan tubuhnya,

Mengapa begitu sulit bagi manusia untuk mendobrak garis batas? Mengapa terlalu banyak yang takut unutk melewati garis batas tersebut? Bukankah kita sebaiknya membaur dan membawa nilai yang telah ditanam didalam diri masing-masing agar meskipun berbeda kita tetap tahu batasan?

Tak perlu cemas ketika melewati garis batas tersebut,
Yang perlu dicemaskan adalah ketika terus menerus merasa benar didalam kotak keegoisan dan tidak mau melihat bagaimana nasib orang lain yang terkotak-kotakkan diujung sana.

Tuesday, August 15, 2017

Agar Engkau Mudah dikenali (1)



Agar Engkau Mudah dikenali (1)

Bisa menignjakkan kaki di tanah nan jauh diluar sana merupakan keinginanku dari kecil, dari kecil aku terbiasa mendengar cerita tentang negera negara lain yang katanya indah, bahasanya berbeda dengan Indonesia, budayanya berbeda, makanannya apalagi. Aku ingin merasakan pengalaman itu semua. Aku ingin menjadi minoritas, sehingga aku bisa belajar banyak hal. Beberapa bulan yang lalu aku syukuri aku diberi rezeki untuk pergi ke negeri yang dianjurkan untuk menuntut ilmu hingga kesana, yaitu China. 

Indonesia adalah zona nyamanku, terutama Padang. Karena di sini perempuan pada umumnya menggunakan jilbab, bahkan sekolah negeri di Kota Padang mulai dari SD hingga SMA mewajibkan siswinya menggunakan jilbab, so? this is my confort zone, tidak akan ada yang mencoba menarik jilbabku, melemparku dengan telur, menanyakan mengapa aku menggunakannya seperti cerita-cerita yang aku dengar dari senior yang belajar di negara yang phobia Islam. Tetapi di China tidak, masyarakatnya menerima dengan baik.

Ketika aku di zona nyamanku, aku merasa sama dengan yang lain, menggunakan jilbab karena kewajiban, karena kewajiban menggunakan jilbab sama dengan kewajiban sholat bagi perempuan.
Tetapi, ketika aku ke China, aku merasakan hal yang lain. Salah satu fungsi dari jilbab adalah “agar engkau mudah dikenali” ketika di Indonesia aku tidak mengerti maksudnya apa? tentu nama yang diberikan orang tua dari kecil juga bisa membuat orang mudah mengenali kita, media sosial juga untuk mempermudah orang mengetahui profile akan diri kita. Ketika aku pergi ke China baru aku mendapatkan makna dari kata-kata ini.




Ketika aku mengunjungi Forbidden City bersama dengan 2 orang temanku, yaitu  kak Jully dan Arif, kak Jully tentunya menggunakan jilbab sama denganku, ketika kami berkeliling tempat ini tiba-tiba mataku langsung tersorot kepada 3 orang wanita, 1 orang wanita menggunakan jilbab lengkap, 1 anak kecil, dan 1 lagi tidak. Aku rasa mereka muslim, wajahnya seperti campuran Eropa dan Arab, seperti film film Turki yang aku tonton, aku pikir mereka berasal dari Turki. Malu malu aku coba tersenyum pada mereka, mereka balas senyumanku, ingin ku ucapkan salam tapi nyaliku tidak berani, akhirnya kami saling menghampiri dan aku tanya “darimana?” mereka jawab “Irak”. Wow Irak Negara yang sering terjadi perang, ini pertama kali aku bertemu dengan muslim asal Irak, aku sadari wajah mereka begitu cantik, tetapi sangat disayangkan negerinya nan elok pula tetapi berbalut luka karena perang. Lalu aku minta untuk photo bersama, aku minta Arif untuk mengambil photo. Secara bersamaan tiba-tiba seorang pria tinggi berwajah Arab juga langsung mengambil photo kami, aku rasa pria tersebut adalah salah satu suami dari wanita ini. 

Di China aku merasa sangat senang apabila bertemu dengan wanita yang berjilbab, aku merasa menemukan saudaraku, ya itulah salah satu fungsi dari jilbab “agar engkau mudah dikenali”. Ini bukan pengalaman pertama aku bertemu dengan saudara muslim di negara minoritas. 

Selanjutnya, Di China juga aku sering dihampiri oleh pria China yang muslim, ketika aku sedang berjalan tiba-tiba ada pria yang menghampiriku dan mengucapkan “assalamualikum wr,wb, I am muslim”. 

Bahkan di Wuhan University, mereka menyediakan restauran khusus muslim didalam kampusnya, khusus halal food, ketika aku membeli beberapa makanan untuk berbuka puasa lalu keluar dari restauran ada seorang pria yang menghampiriku dan berkata kepadaku “masakan muslim sangat enak, aku menyukainya” orang tersebut berkata seperti itu kepadaku karena mereka tahu aku muslim, ya tentu tahu dari jilbabku. 

Dulu aku pernah berpikir, enak ya jadi pria apabila pergi keluar negeri mereka tidak akan dihakimi karena meskipun mereka muslim, mereka tidak terlalu kelihatan identias muslimnya, sehingga mereka aman dan akan mudah diterima di masyarakat yang phobia muslim. Tetapi, karena beberapa pengalaman yang aku temui sebelumnya malah aku bersyukur aku bisa menunjukkan identitas diriku. Sama dengan bangsa, agama juga harus dibawa-bawa, karena itu indentitas dan kebanggan.

Sebernarnya muslim di China banyak, tetapi mereka menetap disuatu tempat saja secara bersama. Benar film Bulan Terbelah di Amerika, China memiliki ceritanya sendiri dengan Islam, huaaa so blessed J

Saturday, August 12, 2017

Masalah Rasa atau selera?



Masalah Rasa atau selera?
               
Menurut ajaran agama Islam, kita tidak boleh menghina makanan yang telah disajikan dihadapan kita, apabila terasa tidak enak cukup diam saja, jangan menghina makanan, karena pada dasarnya makanan merupakan rezeki, kita harus mensyukurinya. Berapa banyak manusia di muka bumi ini yang kelaparan? Berapa banyak manusia yang suka tidak menghargai dan membuang-buang makanan?

“Apakah benar makanan itu tidak enak?”, masalah rasa ataukah hanya masalah selera?
Rendang dijadikan sebagai makanan yang paling lezat sedunia (the most delicious food in the world), saya sebagai orang Minangkabau bangga akan hal itu, yap karena saya memang menyukai rendang. Sejujurnya saya sangat menyukai masakan Minang, mulai dari makanan minang yang dijual di Ampera kaki lima hingga restoran bintang lima perut saya cocok untuk mengkonsumi masakan tersebut. Pada suatu hari saya pergi ke Jawa (tidak bermaksud SARA), disana saya sulit menemukan masakan sesuai dengan selera saya, karena terkadang menurut saya cabenya terasa agak manis, atau nasinya yang lebih pulen dari bareh solok (beras yang terkenal di Sumbar). Itu bukan berarti masakan orang Jawa tidak enak, tetapi semuanya tergantung selera. Lidah saya sudah terbiasa makan lauk pauk yang pedas dan bersantan yang merupakan ciri masakan Minang. Sumatera Barat merupakan zona nyaman bagi saya, kemanapun saya pergi membeli makanan selagi masih orang minang yang membuat masakannya saya akan menyukainya. Bagi saya tidak ada beda makanan yang dijual di emperan maupun di restoran, semuanya enak, karena lidah saya sudah terbiasa makan masakan Minang yang memang sesuai selesa saya. 

Mie di China
Pada akhir bulan Mei hingga awal bulan Juni 2017 Alhamdulillah saya diberi kesempatan oleh Allah untuk mengunjungi negeri China untuk mengikuti summer school, selama 14 hari. Pada saat itu saya dan rekan-rekan sedang menjalani ibadah puasa, meskipun bulan puasa, saya dan rekan-rekan sempat mencicipi beberapa kuliner halal di China di jam buka puasa. Kami menemukan banyak makanan baru,mulai dari mie seperti mie instan yang ada di Indonesia hingga daging domba yang ditusuk seperti sate. Terkadang ada makanan yang bentuknya lezat tetapi ketika dicicipi rasanya tidak seenak bentuknya, bahkan ada yang tampilannya biasa saja tapi terasa sangat nikmat. Kebetulan selama di China saya memiliki makanan favorit, ini dia, terlihat seperti nasi goreng, memang saya rasa ini nasi goreng versi china hehe. Bahan-bahan yang ada di dalam nasi ini seperti nasi goreng yang ada di Indonesia, ada telur celor, sayur, dan bumbu lainnya. Saya sangat suka dengan nasi goreng ini, selain halal memang cuma ini yang cocok dengan selera saya, kenapa? Karena terbuat dari nasi, orang Indonesia sangat sulit tidak makan nasi, iya kan? Hehe.
Siap melahap habis nasi goreng versi China, (I do not know what is the name of this food in China language)


Lalu saya berpikir, benarkah nasi goreng yang saya suka di ini memang rasanya enak? Atau hanya karena sesuai dengan selera saya? Mengapa saya berpikir demikian? Karena kebanyakan orang China yang saya lihat di restoran akan lebih memilih makan mie dibanding nasi yang saya pilih ini, setidaknya itu memperlihatkan bahwa mereka lebih suka mie dibanding nasi yang saya pilih.

Saya dapat mengambil kesimpulan dari hasil observasi singkat saya hehe, bahwa makanan yang menurut kita tidak enak belum tentu tidak enak bagi orang lain dan begitu juga sebaliknya, makanan yang enak menurut kita belum tentu enak bagi orang lain, itu semua tergantung selera.

Rendang bagiku sangat lezat, belum tentu bagi orang China, bisa jadi itu terlalu pedas untuk lidah mereka.
Mie bagi orang China sangat lezat, belum tentu bagi orang Pakistan, bisa jadi itu terlalu lunak bagi mereka.
Maka, janganlah menghina makanan yang sudah disajikan didepan kita, ketika kita menghina makanan, jutaan orang di luar sana berharap memakan makanan yang sedang kita hina. Syukuri dan pilihlah makanan yang tepat, makanan yang pasti kita makan tanpa harus mencacinya terlebih dahulu.
~Akhir kata, maaf apabila ada kata-kata yang salah dan menyakiti, tulisan ini hanya sebagai pengingat untuk diri saya sendiri, semoga bermanfaat~