bagaimana menurutmu terhadap blog ini?

Saturday, August 12, 2017

Masalah Rasa atau selera?



Masalah Rasa atau selera?
               
Menurut ajaran agama Islam, kita tidak boleh menghina makanan yang telah disajikan dihadapan kita, apabila terasa tidak enak cukup diam saja, jangan menghina makanan, karena pada dasarnya makanan merupakan rezeki, kita harus mensyukurinya. Berapa banyak manusia di muka bumi ini yang kelaparan? Berapa banyak manusia yang suka tidak menghargai dan membuang-buang makanan?

“Apakah benar makanan itu tidak enak?”, masalah rasa ataukah hanya masalah selera?
Rendang dijadikan sebagai makanan yang paling lezat sedunia (the most delicious food in the world), saya sebagai orang Minangkabau bangga akan hal itu, yap karena saya memang menyukai rendang. Sejujurnya saya sangat menyukai masakan Minang, mulai dari makanan minang yang dijual di Ampera kaki lima hingga restoran bintang lima perut saya cocok untuk mengkonsumi masakan tersebut. Pada suatu hari saya pergi ke Jawa (tidak bermaksud SARA), disana saya sulit menemukan masakan sesuai dengan selera saya, karena terkadang menurut saya cabenya terasa agak manis, atau nasinya yang lebih pulen dari bareh solok (beras yang terkenal di Sumbar). Itu bukan berarti masakan orang Jawa tidak enak, tetapi semuanya tergantung selera. Lidah saya sudah terbiasa makan lauk pauk yang pedas dan bersantan yang merupakan ciri masakan Minang. Sumatera Barat merupakan zona nyaman bagi saya, kemanapun saya pergi membeli makanan selagi masih orang minang yang membuat masakannya saya akan menyukainya. Bagi saya tidak ada beda makanan yang dijual di emperan maupun di restoran, semuanya enak, karena lidah saya sudah terbiasa makan masakan Minang yang memang sesuai selesa saya. 

Mie di China
Pada akhir bulan Mei hingga awal bulan Juni 2017 Alhamdulillah saya diberi kesempatan oleh Allah untuk mengunjungi negeri China untuk mengikuti summer school, selama 14 hari. Pada saat itu saya dan rekan-rekan sedang menjalani ibadah puasa, meskipun bulan puasa, saya dan rekan-rekan sempat mencicipi beberapa kuliner halal di China di jam buka puasa. Kami menemukan banyak makanan baru,mulai dari mie seperti mie instan yang ada di Indonesia hingga daging domba yang ditusuk seperti sate. Terkadang ada makanan yang bentuknya lezat tetapi ketika dicicipi rasanya tidak seenak bentuknya, bahkan ada yang tampilannya biasa saja tapi terasa sangat nikmat. Kebetulan selama di China saya memiliki makanan favorit, ini dia, terlihat seperti nasi goreng, memang saya rasa ini nasi goreng versi china hehe. Bahan-bahan yang ada di dalam nasi ini seperti nasi goreng yang ada di Indonesia, ada telur celor, sayur, dan bumbu lainnya. Saya sangat suka dengan nasi goreng ini, selain halal memang cuma ini yang cocok dengan selera saya, kenapa? Karena terbuat dari nasi, orang Indonesia sangat sulit tidak makan nasi, iya kan? Hehe.
Siap melahap habis nasi goreng versi China, (I do not know what is the name of this food in China language)


Lalu saya berpikir, benarkah nasi goreng yang saya suka di ini memang rasanya enak? Atau hanya karena sesuai dengan selera saya? Mengapa saya berpikir demikian? Karena kebanyakan orang China yang saya lihat di restoran akan lebih memilih makan mie dibanding nasi yang saya pilih ini, setidaknya itu memperlihatkan bahwa mereka lebih suka mie dibanding nasi yang saya pilih.

Saya dapat mengambil kesimpulan dari hasil observasi singkat saya hehe, bahwa makanan yang menurut kita tidak enak belum tentu tidak enak bagi orang lain dan begitu juga sebaliknya, makanan yang enak menurut kita belum tentu enak bagi orang lain, itu semua tergantung selera.

Rendang bagiku sangat lezat, belum tentu bagi orang China, bisa jadi itu terlalu pedas untuk lidah mereka.
Mie bagi orang China sangat lezat, belum tentu bagi orang Pakistan, bisa jadi itu terlalu lunak bagi mereka.
Maka, janganlah menghina makanan yang sudah disajikan didepan kita, ketika kita menghina makanan, jutaan orang di luar sana berharap memakan makanan yang sedang kita hina. Syukuri dan pilihlah makanan yang tepat, makanan yang pasti kita makan tanpa harus mencacinya terlebih dahulu.
~Akhir kata, maaf apabila ada kata-kata yang salah dan menyakiti, tulisan ini hanya sebagai pengingat untuk diri saya sendiri, semoga bermanfaat~

No comments:

Post a Comment