KARENA ENGKAU KOTA DAN
AKU DESA,
(by: Dian Montanesa)
Karena kau kota dan
aku desa,
Kau suka gedung
tinggi, aku suka pepohonan tinggi,
Kau suka beton, aku
suka kayu,
Kau suka aspal, aku
suka rerumputan,
Kau suka klakson,
aku suka sahutan ayam,
Kau suka abu-abu,
aku suka hijau,
Kau suka keramaian,
aku suka ketenangan,
Kau suka kemewahan,
aku suka kesederhanaan,
Kau suka pesta, aku
suka hening,
Kau suka harta, aku cukup
cinta,
Kau suka pujian, aku
suka kesunyian,
Kau suka malam, aku
suka pagi,
Kau suka menatap
gemerlap lampu, aku cukup menatap rembulan,
Kau suka kendaraan
mewah, aku cukup bersepeda,
Kau suka teknologi
canggih, aku cukup permainan sederhana,
Kau suka saling
pamer, aku cukup saling tahu,
Kau suka saling
membanggakan, aku cukup saling mengerti,
Mobilitasmu tinggi,
aku cukup berjalan dikeheningan,
Kau suka jabatan,
aku suka persaudaraan,
Kau suka makan di
resto itu, aku cukup makan bersama orang terdekat,
Kau suka wanita
bergaun, dan aku bukan,
Bisakah kota dan
desa bersama?
Tentu tidak
Karena kota membenci
kehidupan desa yang “KOLOT”