Agar Engkau Mudah dikenali
(1)
Bisa menignjakkan kaki di tanah
nan jauh diluar sana merupakan keinginanku dari kecil, dari kecil aku terbiasa
mendengar cerita tentang negera negara lain yang katanya indah, bahasanya
berbeda dengan Indonesia, budayanya berbeda, makanannya apalagi. Aku ingin
merasakan pengalaman itu semua. Aku ingin menjadi minoritas, sehingga aku bisa
belajar banyak hal. Beberapa bulan yang lalu aku syukuri aku diberi rezeki untuk
pergi ke negeri yang dianjurkan untuk menuntut ilmu hingga kesana, yaitu China.
Indonesia adalah zona nyamanku,
terutama Padang. Karena di sini perempuan pada umumnya menggunakan jilbab,
bahkan sekolah negeri di Kota Padang mulai dari SD hingga SMA mewajibkan
siswinya menggunakan jilbab, so? this is my confort zone, tidak akan ada yang mencoba
menarik jilbabku, melemparku dengan telur, menanyakan mengapa aku menggunakannya
seperti cerita-cerita yang aku dengar dari senior yang belajar di negara yang
phobia Islam. Tetapi di China tidak, masyarakatnya menerima dengan baik.
Ketika aku di zona nyamanku, aku merasa
sama dengan yang lain, menggunakan jilbab karena kewajiban, karena kewajiban
menggunakan jilbab sama dengan kewajiban sholat bagi perempuan.
Tetapi, ketika aku ke China, aku
merasakan hal yang lain. Salah satu fungsi dari jilbab adalah “agar engkau
mudah dikenali” ketika di Indonesia aku tidak mengerti maksudnya apa? tentu nama
yang diberikan orang tua dari kecil juga bisa membuat orang mudah mengenali
kita, media sosial juga untuk mempermudah orang mengetahui profile akan diri
kita. Ketika aku pergi ke China baru aku mendapatkan makna dari kata-kata ini.
Ketika aku mengunjungi Forbidden City bersama dengan 2 orang
temanku, yaitu kak Jully dan Arif, kak Jully
tentunya menggunakan jilbab sama denganku, ketika kami berkeliling tempat ini
tiba-tiba mataku langsung tersorot kepada 3 orang wanita, 1 orang wanita
menggunakan jilbab lengkap, 1 anak kecil, dan 1 lagi tidak. Aku rasa mereka
muslim, wajahnya seperti campuran Eropa dan Arab, seperti film film Turki yang
aku tonton, aku pikir mereka berasal dari Turki. Malu malu aku coba tersenyum
pada mereka, mereka balas senyumanku, ingin ku ucapkan salam tapi nyaliku tidak
berani, akhirnya kami saling menghampiri dan aku tanya “darimana?” mereka jawab
“Irak”. Wow Irak Negara yang sering terjadi perang, ini pertama kali aku
bertemu dengan muslim asal Irak, aku sadari wajah mereka begitu cantik, tetapi
sangat disayangkan negerinya nan elok pula tetapi berbalut luka karena perang. Lalu
aku minta untuk photo bersama, aku minta Arif untuk mengambil photo. Secara bersamaan
tiba-tiba seorang pria tinggi berwajah Arab juga langsung mengambil photo kami,
aku rasa pria tersebut adalah salah satu suami dari wanita ini.
Di China aku merasa sangat senang
apabila bertemu dengan wanita yang berjilbab, aku merasa menemukan saudaraku,
ya itulah salah satu fungsi dari jilbab “agar engkau mudah dikenali”. Ini bukan
pengalaman pertama aku bertemu dengan saudara muslim di negara minoritas.
Selanjutnya, Di China juga aku
sering dihampiri oleh pria China yang muslim, ketika aku sedang berjalan tiba-tiba
ada pria yang menghampiriku dan mengucapkan “assalamualikum wr,wb, I am muslim”.
Bahkan di Wuhan University,
mereka menyediakan restauran khusus muslim didalam kampusnya, khusus halal food, ketika aku membeli beberapa
makanan untuk berbuka puasa lalu keluar dari restauran ada seorang pria yang menghampiriku
dan berkata kepadaku “masakan muslim sangat enak, aku menyukainya” orang
tersebut berkata seperti itu kepadaku karena mereka tahu aku muslim, ya tentu tahu
dari jilbabku.
Dulu aku pernah berpikir, enak ya
jadi pria apabila pergi keluar negeri mereka tidak akan dihakimi karena
meskipun mereka muslim, mereka tidak terlalu kelihatan identias muslimnya,
sehingga mereka aman dan akan mudah diterima di masyarakat yang phobia muslim. Tetapi,
karena beberapa pengalaman yang aku temui sebelumnya malah aku bersyukur aku
bisa menunjukkan identitas diriku. Sama dengan bangsa, agama juga harus
dibawa-bawa, karena itu indentitas dan kebanggan.
Sebernarnya muslim di China
banyak, tetapi mereka menetap disuatu tempat saja secara bersama. Benar film Bulan
Terbelah di Amerika, China memiliki ceritanya sendiri dengan Islam, huaaa so
blessed J