Sekolah Untuk Apa?
Untuk Apa Sekolah?
Benarkah itu sekolah namanya? Apabila sepulang dari sekolah
anak mampu berkata-kata kotor dan kasar? Benarkah itu namanya sekolah ketika
para guru memukul muridnya seperti maling? Benarkah itu sekolah namanya apabila
yang dikategorikan anak pintar apabila juara 1 di kelas ? dan melupakan
nilai-nila tata krama? Apakah itu sekolah namanya ketika anak hobinya saling
pukul dan tidak mau tolong menolong? Benarkah itu sekolah apabila yang
terpenting nilai di lapor saja dan melupakan tata krama? Apakah benar itu
sekolah namanya apabila bully adalah hobi siswa? Apakah itu sekolah namanya
apabila anak yang lulus UN dengan nilai sempurna lebih dipuji tapi hasilnya
dari menyontek dibanding anak yang hasil nilai UN nya hanya 70 tapi dari hasil
kejujuran?
Mengapa saya tanyakan hal ini? Karena coba di check kembali,
selama 12 tahun sekolah mulai dari SD, SMP, SMA, kegiatan membuang sampah pada
tempatnya saja anak tidak mampu , hal yang dianggap sepele tapi sangat besar
dampaknya, mungkin orang berpikir, ah kan Cuma satu sampah yang saya buang, dan
lihatlah perkara sepele kini telah menjadi perkara besar, banjir di mana-mana
karena banjir, so, kemampuan membuang sampah pada tempatnya apakah masih
menjadi hal yang sepele? Dan apa gunanya bersekolah apabila membuang sampah
saja anak tidak mampu?
Menurut agama islam, sekolah utama dan pertama bagi anak
adalah ibu. Ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya. Sekolah berasal dari bahasa
Yunani yang artinya kegiatan yang mengisi waktu luang. Ketika kedua orangtua
mampu mendidik anaknya dengan baik, maka tak masalah apabila anak didik oleh
orangtua (homescholling), maka
sekolah sebenarnya dibutuhkan bagi orangtua yang tidak mampu mendidik anaknya,
dan mempercayai di sekolah anaknya akan menjadi lebih baik. Tetapi sistem saat
ini membutuhkan ijazah untuk bekerja, sehingga sekolah ditempat yang formal
menjadi kewajiban.
Banyak orangtua yang mengeluh karena anak-anak yang katanya kids
zaman now tidak lagi bermoral, mereka tidak ada sopan santun lagi seperti yang
dulu, dalam berucap tidak membagi mana kata yang tepat dipakai untuk orang
dewasa, sama besar, atau yang lebih kecil.
Saya ingin berbagi pengalaman, saat ini saya magang menjadi
fasilitator di Sekolahalam Minangkabau, disini saya menemukan keajaiban-keajaiban,
disini saya menemukan anak-anak yang masih polos dan sesuai dengan usia mereka
dalam bersikap, saya masih merasakan adab ketimuran yang dijunjung tinggi orang
Indonesia, saya masih merasakan nilai-nilai yang ada di buku PKN yang saya
pelajari ketika SD dulu dilakukan disini, mari kita bahas:
Ini adalah beberapa point yang paling mencolok yang membuat
saya takjub dan optimis bahwa generasi bangsa yang baik bisa dihasilkan melalui
sistem sekolah yang seperti ini:
1. Mengucapkan
“Assalamualaikum, Boleh Saya Masuk?”
Ini hal yang paling menakjubkan bagi
saya ketika berada di Sekolahalam Minangkabau, setiap anak yang ingin masuk kelas
yang bukan kelasnya harus berkata seperti itu didepan pintu sebelum masuk kelas,
apabila jawaban yang diterima “Waalaikum
Salam Wr, Wb, tidak boleh masuk”. Maka anak-anak tidak akan masuk karena mereka
tidak mendapatkan izin dari si pemilik kelas, hal ini sangat baik diterapkan di
sekolah manapun, karena selain sopan juga menekan drastis pencurian atau
kehilangan uang di kelas.
2. Mengantre
Membeli Makanan di Kantin Sekolahalam Minangkabau Meski Hanya Membeli Bakwan.
Di Sekolahalam Minangkabau Siapa saja
yang ingin membeli makanan meski pun hanya bakwan 1 potong, kerupuk mie sepetak,
tetap harus antre, bisa saya bayangkan banyak anak-anak yang kalau berbeanja di
kedai sekolah lainnya biasa bersikap seperti ini
“ibu..ibu..awak bali bakwan ciek
iko pitihnyo, balik ampek ribu lai” tidak mampu antre, berteriak-teriak,
mendesak-desak, mendorong-dorong. Tapi di Sekoahalam Minangkabu aku menemukan
sisi lain, di mana antre merupakan kebiasaan yang mereka terapkan.
3.
Membuang
Sampah Pada Tempatnya
Di Sekolahalam Minangkabau tidak ada
sampah plastik yang berserakan di kawasan Sekolah, palingan sampah daun yang
gugur, anak-anak tahu harus buang sampah kemana, bahkan anak berkebutuhan khusus
(ABK) saja mengeri dan bisa melakukan. Nah kita yang Alhamdulillah normal masa
tidak paham juga membuang samaph pada tempatnya.
4.
Jujur
Saya ingat pada suatu hari hari di
Sekolahalam Minagkabau saya ditegur oleh siswa saya karena saya mengobrol ketika Adzan
Dzuhur, sebenarnya tidak ada niat untuk mengobrol, tetapi da siswa dismping
saya yang mengajak saya bercerita, lalu saya layani karena tidak enak bagi saya
tidak melayani sisa yang ingin mengobrol dengan saya, pada saat itu siswa yang
mengontrol keamanan ketika adzan menegur saya dihadapan siswa yang lain, sebelum
dia menegur saya da bertanya “tadi siapa yang berbicara ketika adzan angkat
tangan, lebih baik jujur sekrang, dri pada kelak allah balas di akhirat”
langsung tanpa ragu beberapa anak mengangkat tangannya tanpa ragu.
5.
Ringan
mengucapkan (Maaf, Tolong, Berterimakasih)
Pada suatu hari, ada seorang anak
laki-laki yang sedang bermain sepak bola,
lalu tidak sengaja melempar bola ke wajah adik kelas-nya, seketika laki-laki
yang menendang bola mengejar adik itu dan langsung meminta maaf.
6.
Hormat
kepada guru, membuka kan pintu pagar
Pada suatu hari saya pergi sekolah
menggunakan motor, pada hari itu gerbang sekolah baru terbuka sedikit, motor belum
bisa masuk, ketika saya sampai di depan gerbang sekolah ada seorang anak sedang
berdiri di samping gerbang, ketika saya ingin turun dari motor dan membuka
gerbang, anak itu langsung dengan inisiatif nya mendorong pagar besi yang menurut
saya sangat berat, lalu saya masuk ke Sekolah dan mengucapkan terima kasih
ketika saya telah memikirkan motor. Ketika saya akan menutup gerbang kembali, anak
itu langsung menutup gerbang dengan inisiatif nya sendiri.
7.
Tidak
Berkata-Kata Kasar
Di Sekolahalam Minangkabau tepatnya Di
SD kelas 4, ada aturan siapa yang berkata-kata kasar maka akan dibuat kumis di wajahnya, dan yang mengontrol ini adalah semua penghuni kelas, tidak hanya
guru (fasilitator) saja, aabila seorang teman mendengar salah satu temannya
berkata-kata kasar maka anak tersebut akan melapor ke fasilitator kelas dan
akan mengambil tindakan tersebut.
8.
Tidak
menonton sinetron
Anak-anak di usia SD sangat mudah
meniru apa yang ada disekitarnya, sehingga Di Sekolahalam Minangkabau anak-anak
dilarang menonton sinetron.
9.
Sholat
tanpa diperintah
Setiap pagi di Sekolahalam Minangkabau
anak-anak setelah senam atau gotong-royong selalu sholat duha, kebetulan pada hari itu
tidak ada perintah dari fasilitator kelas yang mengatakan anak-anak saatnya
sholat duha, pada hari itu semua
kegiatan berjalan seperti biasanya, hingga jak 9.00 pun menjelang, tetap tidak ada perintah, lalu
salah satu anak inisiatif berkata “ibu, aku berwudhu dulu ya, aku belum sholat
duha. Tanpa diperintah mereka sadar sendiri.
10. Barter makanan
Untuk beberapa kasus, jangankan di sekolah
umum, di kampus misalnya, saya sering melihat ada orang yang mencomot langsung
makanan temannya tanpa permisi, tidak 1/8 atau ¼ dia ambil makanan temannya ada
yang sampai ½ atau hampir ¾. Di eskolah alam aku melihat anaknya sopan santun
“budi, boleh aku minta makananmu sedikit? Atau kita tukaran yuk, aku punya
roti, (sambil menyodorkan makanannya). Tidak ada cerita makanan kita tiba-tiba diambil orang tanpa
permisi, terkadang anak tidak menerima barter makanan dari temannya.
11. Gotong royong bersama
Di beberapa negara, sudah menerapkan,
bahwa kebersihan sekolah adalah tanggung jawab bersama, maka yang akan
membersihkan sekolah memanglah para siswa, guru, dll. Inilah yag dikerjakan di Sekolahalam Minangkabau, selalu bergotong royong membersihakan kelas, tidak ada
saling menyalahkan hari ini piketnya siapa piketnya siapa, tapi menjadi tanggung
jawab semua anggota kelas setiap harinya.
12. Tidak mengejek atau mengisolir teman
Di Sekolahalam Minangkabau biasanya
ada anak yang berkebutuhan khusus di dalam kelas, saya melihat anak-anak tidak
pernah mengisolir temannya yang ABK atau menghina, malah mereka saling
menyemangati satu sama lain.
13. Jiwa kepemimpinan
Setiap sekali seminggu anak SD Sekolahalam Minangkabau melakukan outbond di sekolah, dan yang akan menjadi leader dan
mengatur teman-temannya outbond adalah anak SD itu sendri, sehingga mereka
mampu mengontrol teman-temannya, dan jujur saja hal tersebut merupakan hal yang
sangat berharga untuk anak, anak berani untuk berbicara di depan umum, mampu
mengontrol teman sebaya, mampu menegur yang lebih dewasa apabila mereka tetap
salah.
14. Berpikir kritis
Biasanya, Apa yang akan terjadi
apabila anak SD ditanya, “siapa yang mau menjawab soal nomor 4?” oleh gurunya,
biasanya anak Diam seribu bahasa, tak ada yang berani untuk bertanya, tapi jangan
remehkan, di Sekolahalam Minangkabau anak-anak akan berebutan untuk bertanya
kepada gurunya apabila ada yang tidak mereka mengerti.
15. Minum dan makan selalu duduk
Jangan salahkan anak apabila anak
makan sambil berdiri atau minum sambil berdiri, ketika guru di sekolah, orangtua
di rumah dan teman anak-anak pun minum sambil berdiri, dan tidak ada seorang pun
yang menegur bahwa makan dan minum berdiri adalah hal yang salah, dan itulah
yang terjadi di sistem pendidikan kita, guru akan menegur anak apabila mereka
menjawab 1+1=7, dan tidak menegur anak apabila minum sambil berdiri dan makan
sambil berdiri, akhinya hal tersebut dianggap hal yang benar, dan semua orang
bersikap seperti itu. Di Sekolahalam Minangkabu mendidik anak untuk makan dan minum sambil
duduk merupakan hal yang jelas terlihat, guru (fasilitator) serta murid makan
dan minum sambil duduk, ini pun juga ajaran Islam.
16. Guru (fasilitator) berada di poskonya
masing-masing.
Menurut saya, salah satu penyebab
terjadinya bulying di sekolah karena guru berkumpul di ruang majelis guru ketika
jam istirahat, sehingga tidak ada yang memantau apa yang dilakukan siswa
di dalam kelas, apakah siswa sedang membuly temannya, sedang berkelahi di kelas,
dll. Sebab lainnya adalah guru datang ke sekolah ketika jam mengajar saja,
seharusnya guru itu stand by di sekolah dari pagi hingga petang, karena
tugasnya itu mengajar dan juga mendidik, bukan hanya mengajar saja. Di Sekolahalam Minangkabau, guru (fasilitator) stand by di kelas hingga jam
pelajaran selesai, jam istirahat pun tetap di kelas, makan bersama di kelas,
karena guru (fasilitator) terus memperhatikan sikap anak, apabila ada yang
tidak patut untuk dilakukan atau tidak sopan langsung dinasehati dan ditegur
dengan cara yang baik, agar anak menjadi orang yang pintar dan berakhlak mulia.
Demikian tulisan saya, saya menulis tulisan ini bukan bermaksud
untuk promosi Sekolahalam Minangkabau atau apapun itu, saya hanya ingin
menceriakan hal-hal ajaib yang saya temukan ditengah-tengahnya kurangnya
kepercayaan masyarakat dengan sistem pendidikan Indonesia saat ini. Terimakasih
Wassalam.
“KURANG CERDAS DAPAT
DIPERBAIKI DENGAN BELAJAR. KURANG CAKAP DAPAT DIHILANGKAN DENGAN PENGALAMAN.
NAMUN TIDAK JUJUR ITU SULIT DIPERBAIKI”
“SAYA TIDAK CEMAS
APABILA ANAK SAYA TIDAK CAKAP DALAM MENAMBAH DAN MENGURANGKAN, YANG SAYA
CEMASKAN ADALAH APABILA MEREKA TIDAK BISA ANTRI”
“JANGAN HIDUP SEPERTI
LILIN, AGAR DISEKITARNYA TERANG, LILIN RELA MEMBAKAR DIRINYA SENDIRI, BANYAK
ORANGTUA YANG MAMPU BEKERJA DENGAN HEBAT DILUAR RUMAH, MENOLONG BANYAK
KARYAWANNYA, TAPI ANAKNYA DIRUMAH TERLANTAR, JANGAN SEPERTI ITU. KARENA UNTUK
MEMPERBAIKI GENERASI BANGSA YANG KATANYA SUDAH RUSAK BUKAN HANYA TUGAS IBU
DIRUMAH, TUGAS AYAH, TETAPI SEMUANYA BERPERAN, MULAI DARI RUMAH, MASYARAAT,
HINGGA SEKOLAH”
Maaf apabila ada tulisan yang salah, saya masih proses
belajar, oiya ini dia murid-murid di Sekolahalam Minangkabau
Outing ke Teluk Bayur melihat kapal Bima Suci |
Di atas kapal Bim Suci |
Outing bersama SL (Sekolah Lanjutan) ke Klenteng Pondok China |
Outing ke Mesjid Ganting, Mesjid tertua di Padang |
Pesan:
Jadi pesan bagi orangtua hati-hati dalam memilih tempat untuk belajar anak, jangan malah menjadikan anak menjadi pribadi yang salah ketika pergi ke Sekolah. Pilihlah sekolah yang membuat anak menjadi manusia yang baik IQ, EQ dan SQ.