MENDAKI UNTUK
APA??
Entah mengapa...akhir-akhir ini orang-orang
sekitarku banyak menanyakan pertanyaan ini kepadaku:
“Dian, apa untungnya mendaki?”
“Dian, kenapa pergi mendaki?”
“Dian..alah kayak gitu badan masih juo nio
pai mandaki?’’
Pertanyaan diatas sebenarnya sulit saya
jawab, karena jujur awalnya saya juga tak tahu apa alasan saya pergi mendaki, sama
seperti mencintai seseorang, tidak harus ada alasan kenapa kita mencintainya,
yang penting kita suka, *jiee.. lupakan!!
Terkadang setelah saya pikir-pikir mendaki
merupakan kegiatan hiking+camping yang di upgrade
menjadi climbing, jadi biasanya
apabila seseorang telah terbiasa hiking+camping
maka level selanjutnya adalah climbing (mendaki).
Yang saya tahu saya pergi mendaki hanya
karena saya suka, saya suka melihat alam, saya suka dekat dengan alam, saya
suka bermain di alam, tidak harus mendaki, semua yang berbau alam saya suka..
Terkadang saya merasa “Alam is my true friend”
Tapi akhirnya setelah saya pikir-pikir, saya
tahu mengapa saya pergi mendaki. Jawaban dari pertanyaan ini tidak terlalu
sulit untuk dijawab, hanya butuh beberapa perenungan saja, hehe..
Alasan saya pergi mendaki, awalnya saya
penasaran, bagaimana bentuk bunga edelweis yang selalu diceritakan orang-orang
sebagai bunga abadi lambang keabadian..
v Saya penasaran seperti apa bentuk bunga
edelweis yang tak boleh dipetik..
v Saya penasaran bagaimana bentuk puncak
merpati yang merupakan ujung tertinggi dari gunung merapi..
v Saya penasaran bagaimana bentuk dan aroma
dari belerang..
v Saya penasaran apakah benar kawah gunung
merapi itu ibarat padang pasir di timur tengah..
v Saya penasaran bagaimana bentuk lapangan
bola yang sangat datar yang kata orang kita bisa bermain bola di atas sana..
v Saya penasaran bagaimana rasa air yang
diminum dari mata air langsung..
v Saya penasaran seberapa dahsyat badai yang
ada dipuncak gunung merapi..
v Saya penasaran seberpa dingin udara di atas
puncak sana sehingga baju nan dipakai harus berlapis..
v Saya penasaran seberapa teduh hutan lumut
yang ada di Singgalang..
v Saya penasaran seberapa gagah pohon-pohon
disekitar Telaga Dewi yang kata orang seperti di film Lord of The Ring..
v Saya penasaran seberapa dingin suhu Telaga
Dewi nan kata orang kita dilarang mandi disana..
v Saya penasaran bagaimana tajamnya tanjakan
cadas..
v Saya penasaran bagaimana rasanya melewati
cadas yang berbalut air dikala hujan..
v Saya penasaran seberapa tebal kabut di
puncak sehingga merasa benar-benar diatas awan,,
v Saya penasaran bagaimana rasanya berjalan
ditengah hutan dikala malam menjelang pagi..
v Saya penasaran seberapa besar parit yang
melintas dijalanan Singgalang..
v Saya penasaran bagaimana rasanya
mengeluarkan asap dari mulut dan hidung dikala dingin seperti di film-film Korea
“hehe
v Saya penasaran setajam apa bambu-bambu yang
menyambut dan tumbuh di awal perjalanan Singgalang..
v Saya penasaran seberapa dalam lumpur yang
menyelimuti tanah Singgalang..
v Saya penasaran hutan mati seperti apa yang
ada di Talang..
v Saya penasaran bagaimana gemuruh suara lahar
yang menyembur di bibir kawah..
v Saya penasaran bagaimana rasanya kehilangan
sinyal dan bebas dari ke-maya-an
v Saya penasaran bagaimana kebersamaan para
pendaki nan sama-sama jauh dari kemewahan..
v Saya penasaran apa-apa saja yang tampak dari
atas gunung Talang..
v Saya penasaran benarkah gunung Kerinci terlihat
dari puncak gunung Talang..
v Saya penasaran bagaimana cantiknya lekuk
matahari terbit yang terlihat dari atas puncak..
v Saya penasaran bagaimana bentuk atmosfer
bumi apabila dilihat dari atas puncak..
v Saya penasaran orang-orang macam apa yang
juga ada di atas sana...
v Saya penasaran bagaimana rasanya menitipkan
pesan dari atas puncak unutk orang-orang yang disayang..
v Saya penasaran apakah kaki ini cukup kuat
untuk merasakan itu semua..
v Saya penasaran seberapa tangguh tubuh ini..
v Saya penasaran apakah diri saya ini sombong
ataukah mampu bersabar dan bersyukur dalam keterbatasan..
v Saya penasaran seberapa hitamkah kulit ini
setelah diajak mendaki..hehe
v Dan jangan lupakan yang satu ini “saya
penasarana mampukah saya menahan sakit perut untuk tidak membuang sampah yang
ada diperut selama 2 hari pendakian bahkan lebih?”
Sebaik-baik rasa penasaran yang saya
ciptakan dan saya jawab..Rasa syukur adalah rasa yang terpenting..
Mensyukuri dan makin sadar bahwa Sang
Pencipta sangat Maha Besar..
Rasa syukur setelah pulang mendaki bahwa
kita selama ini telang memiliki kasur yang hangat dan rumah yang aman untuk
ditempati..
Rasa syukur telah memiliki semua-semuanya..
Alhamdulillah..
Ternyata kemanapun kita pergi belajar, mau
mendaki gunungkah, mau menyelam lautankah, mau berjalan didaratankah, atau
sekedar duduk dikelas dan mendengarkan guru mengajar semuanya mengajarkan kita
untuk selalu bersyukur..
Sudahkah kita bersyukur hari ini? J
_diamont_